Oleh: AnneAhira.com Content Team
Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri dari beragam suku, budaya, dan bahasa. Selain bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, bahasa daerah merupakan khasanah kekayaan yang sangat penting untuk dijaga dan dilestarikan agar terhindar dari jamahan asing yang mampu menghapus jejak budaya kita.
Salah satu suku terbesar di Indonesia adalah Suku Sunda. Suku Sunda memiliki bahasa daerahnya sendiri yang disebut bahasa Sunda. Secara geografis, suku Sunda terletak di Pulau Jawa bagian barat. Dengan kata lain, Suku Sunda terletak di Jawa Barat.
Bahasa Sunda adalah bahasa daerah di Indonesia yang dituturkan oleh lebih kurang 27 juta jiwa dan merupakan bahasa dengan penutur terbanyak kedua setelah bahasa Jawa.
Dalam bahasa Sunda, ada yang dikenal dengan nama bahasa Sunda Kuna. Bahasa Sunda Kuna biasanya tertulis pada benda-benda peninggalan sejarah, seperti tulisan-tulisan di batu yang disebut prasasti maupun naskah-naskah yang ditulis pada daun lontar.
Bahasa Sunda dengan dialek khasnya menambah bahan kajian para peneliti bahasa karena bahasa Sunda dianggap sebagai bahasa daerah yang sulit. Berbeda dengan bahasa Indonesia, bahasa Sunda memiliki beberapa tingkatan berdasarkan tingkat kesopanannya, di antaranya sebagai berikut.
• Bahasa Sunda lemes, yaitu bahasa Sunda halus yang digunakan untuk orang yang usianya di atas kita. Bahasa Sunda halus ini memiliki nilai kesopanan yang sangat tinggi. Biasanya digunakan untuk berbicara dengan orang tua, guru, dan orang yang kita hormati. Contoh: "tuang" yang berarti makan.
• Bahasa Sunda loma, yaitu bahasa Sunda setengah halus atau sedang-sedang saja. Bahasa Sunda loma ini biasanya digunakan pada orang yang usianya sepantaran. Misal untuk mengobrol dengan teman biasanya menggunakan bahasa Sunda loma. Contoh: "dahar" yang berarti makan.
• Bahasa Sunda kasar, yaitu bahasa Sunda yang paling kasar. Bahasa Sunda kasar ini sering digunakan seseorang ketika sedang marah. Bahasa Sunda kasar juga digunakan oleh orang-orang yang tingkat pendidikannya kurang sehingga tidak tahu tata krama. Contoh: "madang, lalatuk, jajablog, lolodok," yang berarti makan.
Saat ini, bahasa Sunda ditulis dengan abjad latin. Bahasa Sunda memiliki lima huruf vokal murni, yaitu a, i, u, é, o, serta dua vokal netral yaitu, e pepet dan eu. Konsonan bahasa Sunda terdiri dari 18 fonem, yaitu p, b, t, d, k, g, c, j, h, ng, ny, m, n, s, w, l, r, dan y.
Kesulitan para pendatang berbicara bahasa Sunda adalah ketika melafalkan suara eu. Misalnya, untuk mengucapkan "Cicaheum", para pendatang sering mengucapkan eu dengan e pepet sehingga bunyinya menjadi "Cicahem", tanpa "u"
Bahasa Sunda merupakan bahasa yang unik dengan tingkatan-tingkatan berbahasa, atau lebih dikenal dengan istilah undak-usuk yang nyaris tidak dimiliki oleh bahasa lain.
Keunikan lain dalam bahasa Sunda adalah tidak dikenalnya konsonan f. Orang sunda cenderung tidak bisa melafalkan f. Untuk melafalkan maaf dan fitnah (bahasa Indonesia) menjadi maap dan pitnah. Orang Sunda hanya mengenal satu p, yaitu p peuyeum. Tidak ada f maupun v.
Sumber :
http://www.anneahira.com/bahasa-daerah-di-indonesia.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar